Minggu, 16 Februari 2014

PUPUK UNTUK CABE

PUPUK ORGANIK CABE



Artikel Pupuk Organik Nasa untuk Cabe ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

pupuk organik cabe nasa
KONDISI

  • PH tanah berkisar 6,0 – 6,8
  • Tanaman mulai membentuk buah pada umur 35 – 40 hari dan panen pertama sekitar 70 – 80 hari setelah tanam ( tergantung varietas ).
  • Populasi tanaman per hektar 15.000 s/d 17.000 dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm.

PEMBIBITAN CABAI

pupuk organik cabe hormonik
  • Rendam benih cabai di air hangat ( 1 liter ) + 1 ttp Hormonik selama 15 s/d 30 menit.
  • Peram dengan kertas basah sampai berkecambah kemudian masukkan ke poliback pembenihan.


PENYIAPAN MEDIA PEMBENIHAN

pupuk organik cabe glio
  1. Campur 2 bungkus Gliocladium sp ( Natural GLIO ) + 20 kg pupuk kandang lembut (sudah di saring) / kompos + 10 kg tanah lembut ( sudah disaring ).
  2. Masukkan campuran tersebut ke poliback sebagai media pembenihan, taruh di tempat teduh dan jaga kelembabannya (pemberian Gliocladium dimasukkan untuk pencegahan terhadap jamur fusarium, antraknose dan layu bakteri) selanjutnya masukkan benih yang sudah berkecambah ke poliback tersebut.
  3. Pada usia benih 10 hari semprot dengan Poc Nasa dengan dosis 2 ttp/ 10 liter air dan 7 hari sebelum tanam semprot lagi dengan dosis 2 ttp POC Nasa + 2 ttp Pestona + 10 liter air.

PERSIAPAN BEDENG ATAU LAHAN TANAM

  1. Berikan dolomite sebanyak ¼ kg tiap meter bedeng, dolomite diberikan 10 hari sebelum tutup mulsa, tujuan pemberian dolomite untuk menetralkan PH tanah dan mencukupi kebutuhan Ca dan Mg yang sangat dibutuhkan oleh tanaman cabai, kekurangan Ca akan berakibat : Batang tanaman lemah, mudah patah, tangkai bunga membusuk, buah mudah busuk dan Ca memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan, pembungaan serta pembuahan karena dalam semua proses pembentukan protein dalam tubuh tanaman membutuhkan Ca, sedangkan ;Mg memiliki peran sebagai bahan pembentuk klorofil daun, klorofil daun merupakan dapurnya tanaman dan disinilah proses pemasakan semua zat yang diserap oleh tanaman, kekurangan Mg akan berakibat fatal karena semua proses, mulai pembentukan, pembungaan, dan pembuahan terganggu, tanaman jadi kerdil, bunga sedikit dan buah kecil- kecil.
  2. Berikan pupuk dasar ( N-P-K 16-16-16 ), dengan dosis 40 gr per tanaman, taburkan secara merata di bedengan ( sesuaikan dengan jumlah tanaman perbedeng ), contoh : 1 bedeng berisi 100 tanaman berarti jumlah N-P-K yang ditabur dibedengan tersebut, 40 gr x 100 = 4000 gr, atau 4 kg N-P-K berikan 3 hari sebelum tutup mulsa.
  3. Setelah diberi pupuk dasar siram bedengan dengan larutan super nasa dengan dosis 1 botol super nasa + 200 liter air ( untuk lahan seluas 1000 m ). Pemberian super nasa dimaksudkan untuk menggemburkan lahan, menetralkan Ph, mensuplai kebutuhan pupuk mikro dan mendeposit pupuk makro yang telah diberikan supaya tidak mudah hilang tergerus air, sehingga ketersediaan pupuk makro (N-P-K-Ca-Mg) terjamin. Selanjutnya tutup mulsa, dan lahan siap ditanami.

PEMUPUKAN

1. Pemupukan 1 (Untuk cabai usia 1 minggu s/d 4 minggu)

pupuk organik cabe supernasaBuat larutan induk :
1 botol Supernasa (250gr) + 25 Kg NPK + 200 lt Air ( 1 drum ), untuk 10.000 pohon

Cara Pemupukan :
    • 1 lt Larutan Induk + 10 lt Air kocorkan pada tanaman cabai 1 pohon 200ml ( 1 gelas Agua ), ini cukup untuk 50 pohon
    • Dosis pemupukan diberikan usia 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu
Penyemprotan 1
    • Dilakukan seminggu sekali dengan dosis 4 ttp POC Nasa + 2 ttp Pestona + ½ ttp Aero-810, semprot pagi hari sebelum pukul 09.00 pagi
    • Dosis ini diberikan usia 1 minggu sampai usia 4 minggu.
pupuk organik cabe pestonapupuk organik cabe poc nasapupuk organik cabe aero-810

2. Pemupukan 2 untuk cabai usia 5 minggu s/d 8 minggu => untuk 5.000 pohon

Buat larutan induk :
1 botol Power Nutrition (250gr) + 50 Kg NPK + 200 lt Air
Cara pemupukan :
2 ltr larutan Induk + 10 lt Air, kocorkan pada tanaman cabai 1 pohon 200ml ( 1 gelas Agua), Larutan ini cukup untuk 50 pohon, berikan seminggu sekali.
Penyemprotan 2
Dilakukan seminggu sekali dengan dosis 6 ttp POC Nasa + 1 ttp Hormon + 4 ttp Pestona + ½ ttp Aero + 15 lt Air ( 1 tangki )

Pemupukan 3 untuk cabai usia 9 minggu s/d 20 minggu => untuk 5000 pohon

Buat larutan induk :
1 botol Supernasa (250gr) + 1 botol Powernutrition (250gr) + 75 Kg NPK + 200 ltr Air diberikan seminggu sekali
Cara Pemupukan :
2 lt Larutan induk + 10 lt air, kocorkan pada tanaman cabai 1 pohon 200ml ( 1 gelas Aqua ), larutan ini cukup untuk 50 pohon
Penyemprotan 3
Dilakukan seminggu sekali dengan dosis 8 ttp Poc Nasa + 1 ttp Hormon + 6 ttp Pestona + ½ ttp Aero-810 + 15 lt Air ( 1 tangki )

Catatan :
  • Pemberian Gliocladium diberikan diminggu ke 4, 8, 12 dan 16, caranya campur dengan pupuk Induk.
  • Tujuan pemberian Gliocladium untuk mencegah cerangan Jamur ( fusarium dan antraknose ) serta layu bakteri
  • Dosis Pupuk Makro ( Kimia ) Sesuai Rekomendasi Setempat / kebiasaan Petani



Sabtu, 15 Februari 2014

BUDIDAYA KOBIS

BUDIDAYA KOBIS / KOL ORGANIK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya kobis organik nasa
Budidaya Kobis Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis atau kol baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.

PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 - K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

II. SYARAT TUMBUH

  • Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun.
  • Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan temperatur udara 15o - 20o C.
  • Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PENGELOLAAN AIR & TANAH

    pupuk organik padat supernasa
  • Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos.
  • Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman.
  • Gunakan pupuk organik ( SUPER NASA ), khususnya di musim kemarau untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.


PERSIAPAN LAHAN

  • Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
  • Berikan Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH <>FASE PERSEMAIAN
  • Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 100 gr (1 sachet) Natural GLIO untuk 25 kg pupuk kandang
  • Benih direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2 cc/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
  • Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari
  • Semprotkan POC NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki
  • Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
  • Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
  • Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang.
pengendali hama organik gliopupuk organik cair nasa


JARAK TANAM

  • Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm


BIBIT

  • Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 4 - 5 daun siap ditanam


PEMUPUKAN TANAMAN KOBIS

  • Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl.
  • Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

panduan-cara-budidaya-tanaman-sayuran-kobis-bunga-kol-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona


CARA TANAM KOBIS

  • Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam.
  • Pilih bibit yang segar dan sehat.
  • Tanam bibit pada lubang tanam.
  • Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya.
  • Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam.
  • Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran).
  • Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah.
  • Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis.


FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )

  • Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
  • Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl
  • Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1-2 tutup/tangki dilakukan setiap 1 minggu sekali.
  • Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
  • Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
  • Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
  • Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
  • Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
  • Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat, tambahkan Natural GLIO pada lubang tanam.
pupuk organik cair nasaHormon organik nasapengendali hama organik glio


FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )

  • Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen.
  • Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret.
  • Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia).

PANEN DAN PASCA PANEN

  • Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari.
  • Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
  • Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop.
  • Jangan sampai terjadi memar atau luka.
  • Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris).
  • Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.

BUDIDAYA ANGGUR

BUDIDAYA ANGGUR
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya anggur organik nasa
Budidaya anggur secara organik dengan menerapkana teknologi organik PT. NAtural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Produksi anggur ( Vitis sp.) di Indonesia belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi anggur secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3) untuk bersaing di era pasar bebas.

II. SYARAT TUMBUH

  • Ketinggian 25-300 m dpl,
  • Suhu 25-310 C,
  • Kelembaban udara 75-80 %,
  • Intensitas penyinaran 50% - 80%, 3-4 bulan kering,
  • Curah hujan 800 mm/tahun dan pH tanah 6-7.
  • Tipe tanah : liat dan liat berpasir (alluvial dan grumosol).

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PERSIAPAN LAHAN

    budidaya anggur organik glio
  • Bersihkan lahan, cangkul/bajak sampai gembur.
  • Pengapuran pada tanah masam dosis 5 ton/ ha.
  • Buat saluran pemasukan dan pembuangan air irigasi
  • Buat lubang tanam 60x60x50 cm / 75x75x70 cm, jarak tanam 3 x 3 m / 5 x 4 m, keringanginkan + 2-4 minggu, isikan tanah lapisan bawah ke dasar lubang.
  • Campurkan tanah lapisan atas : pupuk kandang ( + 20-40) : pasir perbandingan 1:1:2 serta Natural GLIO + 5-10 gram/lubang dan isikan ke lubang bagian atas.

PENYIAPAN BIBIT

  • Bibit siap tanam umur 1,5 - 2 bulan, perakarannya 5-10 cm, tumbuh sehat, bertunas dua.
  • Kebutuhan bibit jarak tanam 3 x 3 cm sebanyak 890 batang/ha, jarak tanam 5 x 4 cm sebanyak 500 batang/ha.
  • Sebulan sebelum tanam, bibit anggur terpilih diadaptasikan di sekitar lahan

PENANAMAN

    budidaya anggur pupuk organik cair poc nasa
  • Waktu tanam di akhir musim hujan (April-Juni).
  • Siram bibit dengan POC NASA (1-2 ttp/10 lt air) + 1 minggu sebelum tanam.
  • Beri naungan sementara.
  • Semprot POC NASA 1-2 ttp/tangki/10 hari hingga usia + 3 bulan setelah tanam.


PENGAIRAN

  • Pengairan tanaman muda 1-2 kali sehari dan dewasa 3 hari sekali.
  • Tiga minggu sebelum dipangkas, pengairan dihentikan dan 2-3 hari setelah pemangkasan air diberikan kembali.
  • Pengairan setelah pemupukan dan dihentikan menjelang pemetikan buah.

panduan teknik cara budidaya tanaman kopi varietas unggul organik kultur jaringan pupuk poc nasa hormonik supernasa power nutrition pestona pentana bvr


PENYIANGAN DAN PENDANGIRAN

Lahan dijaga kebersihannya dari gulma dan penggemburan tanah (Pendangiran) dilakukan sebulan sekali agar bidang oleh tetap bersih dan gembur.

PEMUPUKAN ANGGUR

Pemupukan disebar dan dicampur merata tanah secara melingkar sejauh 25 cm dari batang lalu ditutup dan diairi atau dengan cara pengocoran pupuk.

Pemupukan berdasarkan umur tanaman, yaitu :

a. Tanaman Muda sampai umur 6 bulan (per pohon)
NoUmur TanamanJenis dan Dosis Pupuk
Per pohon
110 hari – 3 bulan, interval 10 hari sekaliUrea 7,5 gr atau ZA 10 gr, tiap kali pemupukan
2> 3 – 6 bulan, interval 15 hari sekaliUrea 15 gr atau ZA 20 gr tiap kali pemupukan
3Tiap 1 bulan sekaliSUPER NASA 1-2 sendok makan (s.m.)/ 10 liter air

b. Tanaman Umur 6 bulan sampai 1 tahun (per pohon)
NoUmur TanamanJenis dan Dosis Pupuk
Per Pohon
1> 6 bulanPukan 30 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 22,5 gr atau ZA 30 gr
29 bulanSUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 33,75 gr atau
ZA 45 gr
312 bulanPukan 60 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 50 gr atau ZA 60 gr
Catatan:
Tanaman Produktif Berbuah (lebih dari 4 tahun)
  • Pemupukan 3 kali setahun (April, Agustus,Desember).
  • Dosis tiap kali pemupukan 600 gr Urea + 300 gr TSP + 375 gr KCl + SUPER NASA 1-2 sdm/10 lt/ pohon

PEMBUATAN RAMBATAN

Perlu pembuatan rambatan dengan model :
  • Model Para-para, tiang para-para dipasang sesuai jarak tanam anggur dengan ketinggian 2 - 3,5 m dan dipasang para-para berupa anyaman kawat atau bilah bambu atau kayu, jarak mata anyaman + 40 cm.
  • Model Pagar/Kniffin, dibuat berbentuk pagar. Jarak antar tiang 3-5 m dan ketinggian 150-200 cm, hubungkan dengan kawat yang dipasang mendatar sebanyak 2-3 jajar. Kawat pertama dibagian bawah letaknya 60 cm dari permukaan tanah, dan kawat diatasnya berjarak 70 cm.
  • Model perdu, berupa pohon atau kayu biasa, kemudian bagian atasnya dipasang tempat penyangga sepanjang 2 m dan lebar 2 m.
Pemasangan rambatan dilakukan sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk.

PEMANGKASAN DAN PEMBENTUKAN POHON

  • Waktu pemangkasan yang tepat berumur 1 tahun.
  • Usahakan tiap pohon punya batang pokok, cabang primer , sekunder dan tersier.
  • Potong batang tanaman setinggi para-para, sehingga tumbuh tunas baru (cabang primer).
  • Dua minggu cabang yang tumbuh memanjang lebih kurang 1 meter segera dipangkas pada bagian ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder).
  • Cabang sekunder yang panjang 1 meter dipangkas titik tumbuhnya agar tumbun tunas baru (cabang tersier).
  • Cabang tersier inilah yang menghasilkan buah.
  • Ciri cabang siap dipangkas, ujung tunasnya mudah dipatahkan, dan apabila dipangkas meneteskan air, cabang berwarna coklat.
  • Perhatikan ciri visual mata tunas yang dipangkas, mata tunas vegetatif bentuknya runcing dan generatif tumpul.

Cara pemangkasan anggur yaitu :
  • Pangkas pendek, sisakan 1-2 mata
  • Pangkas sedang, sisakan 3-6 mata
  • Pangkas panjang, sisakan 7 atau lebih mata

PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH ANGGUR

  • Pangkas pembuahan dilakukan 2 tahap setahun yaitu bulan Maret - April dan Juli - Agustus dan dilakukan pada cabang-cabang tersier yang telah berumur 1 tahun.
  • Cabang-cabang yang tumbuh subur dipangkas dan sisakan 4-10 mata tunas, sedang cabang yang kurang subur sisakan 1-3 mata tunas.
  • Cabang/ranting sisa pemangkasan dibentangkan dan diatur merata di seluruh permukaan para-para, lalu diikat ke kanan dan kiri dengan tali.
  • Semprot dengan HORMONIK dosis 1-2 tutup per tangki setelah dipangkas setiap 7-10 hari sekali.
  • Pelihara 3 malai bunga tiap tunas dan potong tunas baru yang tumbuh di atas bunga sampai terbentuk bakal buah.
  • Jarangkan buah pada dompolan 50% - 60 %, yaitu waktu ukuran buah sebesar biji asam dengan mengambil butir-butir buah yang letaknya berhimpitan, bertangkai panjang, abnormal, rusak dengan gunting kecil yang steril.
  • Jika musim hujan, pasang atap plastik putih pada para-para dan bungkus buah dengan kantong plastik atau kertas semen.

panduan-cara-budidaya-anggur-natural-nusantara-poc-nasa-hormonik-supernasa-power-nutrition-distributor-resmi-produk-pupuk-organik-nasa-binagrow


PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

HAMA PADA ANGGUR
  • -Kutu Phylloxera (Phylloxera vitifoliae), mengisap cairan akar dan daun.
    • Gejala : didaun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil, akibatnya tumbuh kerdil, layu dan buah sedikit.
    • Pengendalian: pangkas tanaman terserang dan bakar, semprot Natural BVR atau PESTONA

  • Tungau Merah (Tetranychus sp.), bercak-bercak kuning pada daun dan berubah hitam, akibatnya kerdil dan buah berkurang.

  • Ulat kantong (Mahasena corbetti), memakan bagian atas permukaan daun, terjadi lubang-lubang kecil pada daun.
    • Pengendalian : Pangkas dan potong tanaman terserang berat dan dibakar lalu semprot dengan PESTONAPOC NASA

  • Kumbang Daun (Apogonia destructor), memakan atau merusak daun, kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun.
    • Pengendalian : pasang lampu perangkap dan musnahkan, semprot PESTONA

  • Ulat grayak (Spodoptera sp.), menyerang daun hingga rusak dan berlubang. Pengendalian; Semprot dengan Natural VITURA

  • Ngengat buah anggur (Paralobesia viteana atau Grape Berry Moth), larva memakan bunga dan buah yang masih pentil dan tua sehingga buah tidak normal.
    • Pengendalian; Buang buah rontok dan bakar, semprot PESTONA paling lambat 14 hari sebelum panen

  • Hama lain seperti rayap, tikus, burung, tupai dan kelelawar.
    • Pengendalian : sanitasi kebun, bungkus buah, menghalau hama dan pasang perangkap

PENYAKIT PADA ANGGUR
  • Tepung Palsu (Downy mildew), jamur Plasmopora viticola, menyerang batang muda, sulur, tangkai buah dan butir buah.
    • Pengendalian : kurangi kelembaban kebun (dipangkas), potong dan musnahkan tanaman terserang, pasang naungan, Natural GLIO + gula pasir.

  • Cendawan Tepung (Powder mildew), jamur Uncinula necator, menyerang semua stadium pertumbuhan. Daun menggulung ke atas dan bentuk abnormal ditutupi tepung berwarna kelabu sampai agak gelap, batang sakit coklat.

  • Bercak Daun (Cercospora viticola dan Alternaria vitis), timbul bercak-bercak coklat dan bintik-bintik hitam sehingga tunas dan daun kering dan rontok.
    • Pengendalian; Sanitasi kebun, mengurangi kelembaban kebun, potong dan musnahkan daun terserang, semprot dengan Natural GLIO

  • Karat Daun, jamur Physopella ampelopsidis, terdapat tepung berwarna jingga pada sisi bawah daun dan pada sisi atas daun ada bercak-bercak hijau kekuningan dan seluruh permukaan tertutupi lapisan tepung sehingga daun kering dan rontok.
    • Pengendalian : Pangkas daun sakit dan semprot dengan Natural GLIO + gula pasir

  • Busuk Hitam (Black Rot), jamur Guignardia bidwelli, bercak-bercak kecil berwarna putih pada buah hampir matang dengan warna tepi coklat, kemudian busuk buah mengendap dan mengeriput hitam seperti “mummi”.
    • Pengendalian : Pangkas bagian sakit, kurangi kelembaban, bungkus buah, Natural GLIO + gula pasir

  • Kudis (Scab), Jamur Elsinoe ampelina, menyerang semua bagian tanaman. Bercak kelabu dengan tepi coklat kemerahan, kemudian daging buah mengeras dan berkudis.
    • Pengendalian : Pangkas bagian yang sakit, sanitasi kebun, semprot Natural GLIO + gula pasir

  • Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot), jamur Botrytis cinerea, berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Buah berwarna cokelat tua, keriput dan busuk.
    • Pengendalian : Penanganan panen dan pasca panen yang baik, semprot Natural GLIO + gula pasir.

Catatan :
budidaya anggur perekat perata pembasah pestisida aero-810 pupukJika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) per tangki.



IV. PANEN ANGGUR

Panen setelah umur 1 tahun, dan buah berikutnya kontinyu 1-2 kali setahun tergantung pangkas buah.

BUDIDAYA JARAK

BUDIDAYA JARAK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya tanaman pohon jarak organik nasa
Budidaya Jarak Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Tanaman Jarak di Indonesia dapat tumbuh dengan baik karena kesesuaian iklim dan tanah, sehingga tumbuh bisa merata sebagai gulma. Namun karena hasil dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis, maka tanaman ini kini mulai di budidayakan.

PT. Natural Nusantara mencoba memberikan bantuan teknis budidaya tanaman ini sehingga mampu berproduksi sesuai dengan harapan yang diinginkan tanpa meninggalkan standar kuantitas, kualitas, dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN

Syarat tumbuh tanaman jarak membutuhkan air 350-500 ml air sepanjang pertumbuhannya.
Disamping faktor air, tanaman jarak ini membutuhkan syarat temperatur 20º-30ºC sepanjang hidupnya, serta ketinggian tempat yang optimal adalah 0-800 m dpl. Keluarnya biji akan sangat berkurang atau minim jika suhu mencapai 40ºC atau lebih.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PERSIAPAN LAHAN

  • Pemilihan lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman jarak ini biasanya memilih tanah yang kurang produktif ataupun kurang pengairan, dan ini biasanya di daerah marginal / kritis, karena tanaman jarak ini tidaklah terlalu membutuhkan syarat-syarat khusus, seperti halnya tanaman perdu lainnya.
  • Pengolahan tanah yang standar adalah pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 cm x 30cm x 30cm dan jarak tanam antar barisan 2-4 meter dan jarak dalam barisan 1-2 meter tergantung varietas yang dipilih.
  • Persiapan tanah yang bisa juga dilakukan adalah membersihkan dari gangguan gulma, terutama akar-akar ilalang yang menghasilkan alelopati / senyawa penghambat tumbuh tanaman lain.


PEMBIBITAN JARAK

  • Biji jarak dapat ditanam 2-3 butir biji perlubang langsung di lahan kemudian pilih tanaman yang terbaik pertumbuhannya untuk dibudidayakan.
  • Pemeliharaan tanaman muda dilakukan dengan menyemprot dengan POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki seminggu sekali pada pagi hari.


MACAM-MACAM JENIS JARAK

Ada banyak sekali jenis jarak yang dapat tumbuh di tanah air kita antara lain :
A. Jarak Kepyar/Jepang ( Ricinus communis).
Jenis ini laku di pasaran dunia yang dikenal dengan nama castor oil plant. Jenis ini berbuah sekali dalam setahun (semusim), dengan ciri :
  • Buah muda berwarna hijau dan berubah coklat setelah tua.
  • Buahnya berduri lemah seperti rambutan.
  • Bijinya mengandung Glycoprotein yang bersifat racun dan orang sering menyebutnya Ricin.
B . Jarak Pagar/Cina (Jatropha curcas )
Jenis ini berbuah terus menerus (tahunan). Jenis jarak ini yang dianjurkan ditanam, yaitu:
  • Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%
  • Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%
  • Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%
  • Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak.
  • Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas.


PEMELIHARAAN JARAK

  • Yang penting diperhatikan adalah tanaman jarak ini mempunyai sifat kurang suka air sehingga kelebihan air (terendam) justru akan merugikan pertumbuhan tanaman, namun jika panas terik berlangsung hingga 3-4 bulan penyiraman perlu sesekali dilakukan untuk menghindari kematian akibat kekeringan.
  • Lakukan penyiangan gulma jika tanaman mulai terganggu baik pertumbuhan bagian atas dalam persaingan terhadap cahaya maupun perakaran yaitu penyerapan hara.


PEMUPUKAN JARAK

Untuk pertumbuhan yang baik berikan pupuk dasar yaitu pupuk kandang di samping pupuk anorganik pada saat tanam.


Jenis Pupuk
Dosis (kg/ha)
Waktu Pemupukan
Urea
50
Saat tanam
SP-36
75
Saat tanam
KCl
50
2 minggu setelah tanam
Urea
100
1 bulan setelah tanam

Catatan : tidak berlaku mutlak/bervariasi untuk masing - masing daerah.
  • Akan lebih baik ditambah SUPERNASA atau POWER NUTRITION dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman .
  • Satu botol SUPERNASA atau POWER NUTRITION diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman perpohon.
  • Penyemprotan dengan POC NASA dosis 3-4 tutup + HORMONIK dosis 1 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali dianjurkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas.

pupuk organik padat supernasapower nutrition nutrisi lengkap tanaman buahpupuk organik cair nasaHormon organik nasa


PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT

Tanaman jarak sebenarnya jarang diserang hama ataupun penyakit, namun bisa jadi terserang jika saja kondisi lahan kurang bersih ataupun ada semak yang dapat menjadi inang sementara bagi hama-hama tertentu. Pengendalian hama terpadu yaitu dengan menjaga kebersihan lahan merupakan tindakan preventif yang paling mudah dilakukan sebelum hama menjadi tak terkendali dan merugikan.
Hama yang kadang menyerang tanaman jarak adalah :
  • Sejenis kutu putih.
    • Tanaman jarak sering tumbuh liar sehingga kutu putih sering menjadikannya inang sementara.
    • Untuk pencegahannya gunakan PESTONA dan PENTANA + AERO 810 secara bergantian.

  • Jarak juga mungkin diserang ulat yang menyerang daun,
    • Pencegahan dengan PESTONA dan PENTANA + AERO 810
    • Lakukan penyemprotan dengan PESTONA dan PENTANA + AERO 810 secara bergantian untuk pencegahan , satu minggu sekali disemprotkan merata di atas dan di bawah helai daun.
pestisida organik pestona pestisida organik nasa perekat perata pembasah pupuk
Sebagai pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan jamur, sebaiknya sebelum tanam disebarkan 1 pak Natural GLIO ditambah 25-30 kg pupuk kandang dan didiamkan seminggu.

pengendali hama organik glio

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.


MASA PANEN JARAK

  • Masa berbunga terjadi setelah tanaman berumur sekitar 60-70 hari dan buah mulai dapat dipanen setelah umur tanaman sekitar 100-110 hari, yang biasanya jatuh dimusim panas yaitu bulan Agustus hingga Oktober.
  • Buah yang terlambat panen akan melenting dan berhamburan sehingga disarankan panen harus benar-benar tepat waktu.
  • Produksi yang dapat dicapai sekitar 1-3 ton/ha.


PEMANFAATAN HASIL

  • Pada masa Jepang minyak jarak diolah menjadi minyak pelumas persenjataan yang handal, karena sangat kental, Berat jenisnya ± 0,96 dan sangat sukar untuk dilarutkan, sehingga mudah dibedakan dari minyak lain. Sebagian besar produksinya dipergunakan sebagai minyak lumas untuk mesin yang berputar cepat; salah satu keuntungan dari minyak jarak ini adalah bahwa dia tidak menetes, tidak meninggalkan sisa bakar dan tidak larut dalam bensin; sifat-sifat yang besar artinya dalam keperluan penerbangan dan telah memberinya tempat yang tetap disamping minyak- minyak mineral yang telah mendesaknya walaupun daya pelumasnya yang cukup besar

  • Selain itu biji Jarak ricinus kaya akan enzyme lipase yang dapat menguraikan lemak dan minyak menjadi asam-asam lemak yang bebas dan glycerin. Asam lemak tersebut dapat dipergunakan oleh pabrik lilin, dan setelah dinetralisir dengan soda atau kalium karbonat (potas), menghasilkan sabun keras atau lunak.

  • Di perusahaan-perusahaan batik, minyak jarak berperan juga dalam pewarnaan kain katun yang akan diberi warna dengan mengkudu. Bahkan akhir-akhir ini dengan peningkatan harga BBM dimulai penanaman tanaman jarak besar-besaran untuk alternatif lain dari bahan bakar minyak yang dipadukan dengan paket reboisasi lahan kritis sehingga bisa berpengaruh positif bagi perekonomian dan juga kelestarian lahan di seluruh nusantara.

BUDIDAYA GINSENG

CARA BUDIDAYA GINSENG
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



cara budidaya ginseng organik nasa
Cara Budidaya Ginseng secara organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) ini dapat Anda baca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Trend 'back to nature' pada industri farmasi, kosmetika, makanan dan minuman ringan, telah memacu peningkatan permintaan ginseng. Tingginya permintaan tersebut perlu diimbangi dengan teknologi budidaya tanaman yang memenuhi aspek K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian) seperti yang telah diterapkan PT. NATURAL NUSANTARA.


II. SYARAT TUMBUH

  • Diutamakan di lahan terbuka.
  • Tanah gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerasi dan drainase baik.
  • Keasaman (pH) tanah 5,5 - 7,2.
  • Curah hujan 1000 - 2500 mm/th.
  • Suhu berkisar 20ºC - 33ºC.
  • Kelembaban 70% - 90%.
  • Ketinggian tempat berkisar 0 - 1.600 dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PENGOLAHAN TANAH

cara budidaya ginseng organik nasa supernasa
cara budidaya ginseng organik nasa hormonik
cara budidaya ginseng organik nasa poc nasa
cara budidaya ginseng organik nasa natural glio
  • Siapkan Natural GLIO (10 kemasan /ha) dicampur pupuk kandang matang (25-50 kg/kemasan). Simpan dalam karung terbuka selama 1-2 minggu.
  • Tebarkan dolomite / kapur pertanian (2-4 ton/ha) pada lahan yang masih terbuka paling lambat 2 minggu sebelum tanam.
  • Luku dan garu segera setelah dolomit disebarkan. Diamkan sekitar 1 minggu.
  • Buat bedengan membujur arah timur-barat, lebar bedengan 100-120 cm, tinggi 40-60 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm. Diamkan sekitar 1 minggu.
  • Buat parit mengelilingi lahan lebar 40-50 cm, kedalaman 50-60 cm.
  • Setelah 1 minggu, gemburkan permukaan bedengan secukupnya.
  • Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata pada permukaan tanah.
  • Tambahkan pupuk kandang matang 20-40 ton/ha merata pada permukaan bedengan. Jika tidak ada pupuk kandang, penggunaan POP SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK dapat menggantikannya.
  • Siapkan larutan induk POP SUPERNASA (1 botol/3 liter air), aduk hingga larut. Dosis POP SUPERNASA 5 botol/ha jika pakai pupuk kandang sesuai dosis anjuran atau 10 botol/ha jika tidak pakai pupuk kandang. Dari larutan induk POP SUPERNASA 3000 cc atau 3 liter, diambil 200 - 300 cc dicampur dengan 0,25 kg NPK majemuk lalu dilarutkan atau diencerkan dalam 50 liter air.
  • Dari hasil 50 liter tersebut siramkan pada permukaan bedengan, caranya pakai gembor 10 liter / ± 8 m panjang bedengan. Atau 200 - 300 cc/lubang tanam.
  • Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata di permukaan bedengan. Atau dalam setiap lubang tanam.


PEMBIBITAN DAN PENANAMAN

  • Diutamakan pakai bibit dari setek batang.
  • Gunakanlah induk tanaman sehat, tidak terindikasi gejala serangan hama dan penyakit, umur tidak terlalu muda dan terlalu tua, segar dan tidak layu, warna cerah/mengkilap.
  • Bibit hasil setek diistirahatkan/disimpan di tempat lembab selama 2 - 4 hari.
  • Sebelum tanam, pangkal bibit dipotong miring ± 45º menggunakan pisau tajam dan bersih.
  • Pangkal bibit direndam 20-30 menit dalam larutan POC NASA (1-2 ttp) + HORMONIK (0,5-1 ttp) + 1-2 sendok makan Natural GLIO per 10 liter air.
  • Bibit dikeringanginkan ± 1-2 jam.
  • Penanaman dilakukan sore hari, jarak tanam 50 x 60 cm atau 60 x 70 cm.

PEMELIHARAAN TANAMAN

  • Penyiraman. Pemberian air tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Usia 0 - 21 hst (hari setelah tanam) disiram tiap hari secukupnya. Sejak usia ±100 hst penyiraman dikurangi atau dihentikan.
  • Penyulaman. Jika diperlukan, hingga 15 hst.
  • Pemupukan susulan:
    • Pengocoran larutan pupuk : NPK majemuk 0,25 kg + 50 liter air. Berikan 200-300 cc/lubang tanam setiap 2 minggu sekali hingga usia 100 hst.
    • Penyemprotan pupuk lewat daun dilakukan 1 minggu sekali hingga 100 hst, pakai 3 - 5 tutup POC NASA + 1-2 tutup HORMONIK dalam tangki 14 atau 17 liter.
Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan
  • Dilakukan bersamaan setiap 2 minggu sekali terutama pada usia 14 - 65 hst.
Perempelan I
  • Pada 20 hst disisakan 2-3 batang utama.
  • Perempelan selanjutnya adalah perempelan tunas ketiak daun setiap 2 minggu sekali hingga usia 65 hst.

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN GINSENG

HAMA PADA GINSENG
  • Bekicot
    • Biasanya aktif pada malam hari, dan perlu diwaspadai keberadaannya.
    • Pengendalian dengan cara dikumpulkan dan dimusnahkan.
  • Ulat
    • Banyak jenis ulat yang menyerang pada ginseng terutama ulat grayak (Spodoptera sp.),
    • Ulat penggulung daun (Lamprosema sp.), dan ulat jenis lainnya.
    • Pengendalian dengan cara mematikan ulat, semprot Vitura atau Pestona dan alternative terakhir dengan Insektisida kimia.
  • Uret/Lundi
    • Hama ini menyerang akar bahkan bisa ke umbi sehingga tanaman lama kelamaan bisa layu dan akhirnya mati. Pada saat tanam bisa ditaburkan insektisida granular di sekeliling tanaman
PENYAKIT PADA GINSENG
  • Penyakit Busuk Leher Batang
    • Penyebabnya jamur Phytium sp. atau Sclerotium sp. Biasanya di awal tanam ginseng mengalami pembusukan yang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan. Leher batang atau pangkal batang tampak berwarna kelabu atau kecoklatan, lunak kebasahan dan melekuk ke dalam. Jamur ini dapat menjalar ke bagian umbi, lama-kelamaan daun tampak layu. Pengendalian dengan cara pengaturan drainase, kebun tidak becek dan tidak lembab. Sejak awal sebelum tanam gunakan Natural GLIO.

  • Penyakit Busuk Umbi
    • Penyebabnya jamur Phythopthora sp. Gejalanya daun yang mulanya hijau berubah menjadi kuning. Lama kelamaan menjalar hingga menyebabkan kematian. Bila tanaman dicabut pada pangkal umbi/batang tampak bulu-bulu putih yang kemudian berubah menjadi bulat-bulatan dan akhirnya berubah menjadi coklat tua sampai hitam. Pengendalian gunakan Natural GLIO sebelum tanam, jaga kelembaban tanah dan alternative terakhir dengan fungisida sistemik

  • Penyakit Layu
    • Bisa disebabkan jamur Fusarium sp. atau bakteri Pseudomonas sp. Tetapi kebanyakan disebabkan oleh jamur Fusarium. Mulanya tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Pengendalian dengan cara sebarkan Natural GLIO sebelum tanam dan celupkan stek sebelum tanam ke dalam POC NASA dicampur Natural GLIO.

PANEN

  • Tanaman Ginseng dipanen umur 4 - 5 bulan tergantung pertumbuhan dan keadaan umbi.
  • Cirinya; batang semula hijau berubah merah, daun menguning dan mulai rontok, berbunga dan mengeluarkan biji, umbi bila didangir sudah cukup besar (diameter diatas 1 cm).
  • Pemanenan pada pagi hari saat kondisi cerah, tidak hujan dan daun tidak berembun lagi, tanah kering.
  • Umbi dipanen sekaligus dengan menggunakan garpu tanah untuk menggemburkan permukaan tanah.
  • Sebelum umbi dicabut pangkal batang tanaman dipangkas dan dipisahkan dari batang serta daunnya. Pencabutan umbi harus dilakukan hati-hati, jangan sampai umbinya putus dan tertinggal dalam tanah. Umbi yang telah dicabut dibersihkan dan dibawa ke tempat teduh untuk penyortiran.

BUDIDAYA NILAM

CARA BUDIDAYA NILAM
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



cara budidaya nilam secara organik nasa
Cara Budidaya Nilam dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) ini dapat Anda baca juga melalu www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Minyak nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam penghasil devisa Negara di antara minyak atsiri lainnya. Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas dan produksinya belum optimal.

PT Natural Nusantara berusaha meningkatkan produksi minyak nilam secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA NILAM

EKOLOGI

Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.

PEMBIBITAN NILAM

pembibitan nilam natural glio
  • Stek diambil dari batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23 cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas
  • Siapkan bedengan persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm
  • Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-50 kg Pupuk Kandang)
  • Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para.
  • Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm
  • Siram dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10 - 15 liter air.
  • Setelah umur 3-4 minggu bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah semprot POC NASA (3-4 tutup/tangki).

PENGOLAHAN LAHAN NILAM

  • Lahan dibersihkan dari jenis rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak belukar.
  • Tanah dicangkul atau dibajak serta digaru
  • Buat parit-parit pembuangan air lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm

JARAK TANAM

  • Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100 cm
  • Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm
  • Tanah berbukit dengan mengikuti garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm

PENANAMAN NILAM

  • Secara tidak Langsung. Bibit stek dicabut dari persemaian umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak mudah terserang busuk akar.   Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek
  • Secara Langsung. Tanam stek secara langsung di lahan 2-3 stek per lubang tanam.
Catatan : Akan lebih baik pada penanaman secara langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam POC NASA (1-2 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup ) per 5 -10 liter

PEMUPUKAN

Pemupukan dengan cara melingkar di sekililing pangkal tanaman
Dosis pupuk makro yang digunakan + adalah :

AplikasiUrea
kg/ha
DS/TSP
kg/ha
KCl
Kg/ha
NASA
btl/ha
HRN
btl/ha
Saat Tanam25 - 503 - 5 kocor-
1 bulan37,5202 - 5 semprot-
1 mgg setelah panen I56,25-302,5 – 5 semprot5 – 10 semprot
1 mgg Setelah Panen II56,25-302,5 – 5 semprot5 – 10 semprot
TOTAL15025 - 508010-2010 - 20

  • Siramkan SUPER NASA yang telah dicampur air, merata di atas bedengan, dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
  • alternatif 1 ; 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • alternatif 2 ; setiap 1 gembor (10 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
  • POC NASA disemprotkan umur 20, 30, 50 dan 60 hari setelah tanam dengan dosis 4 - 5 tutup/tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup)/tangki.

PENYULAMAN

  • Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal

PENYIANGAN

  • Dilakukan 2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali

PEMANGKASAN

  • Penjarangan dan pemangkasan dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman yang jaraknya terlalu rapat.
  • Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu cabang saja yang tumbuh dan semprot dengan POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1-2 tutup) setelah pemangkasan.

PEMBUMBUNAN

  • Dilakukan setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm.
  • Sedang cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT PADA NILAM

HAMA PADA NILAM
  • Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis)
  • Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan .
  • Belalang ( Orthoptera )
  • Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan .
  • Criket Pemakan Daun (Gryllidae)
  • Memakan daun muda sehingga daun berlubang-lubang dan produksi turun. Pengendalian : sanitasi lingkungan.
PENYAKIT PADA NILAM
  • Budok (hoprosep)
    • Penyebabnya adalah virus, gejala daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen.
    • Pengendalian : sanitas kebun, Alat-alat kerja steril.

  • Penyakit Busuk Batang
    • Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati.
    • Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO + SUPERNASA.
Catatan :

Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki


PANEN DAN PASCA PANEN

  • Panen dapat dilakukan pada umur 6 - 8 bulan setelah tanam
  • Semua bagian tanaman nilam, yaitu akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri
  • Alat yang digunakan sabit, gunting, atau parang yang tajam dan bersih
  • Panen pertama, bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedang cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan
  • Selesai panen pertama, bila cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya
  • Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga akan diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru.
  • Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24, dst.
  • Panenan daun nilam dipotong-potong + 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15 % kemudian di suling.

Jumat, 14 Februari 2014

BUDIDAYA UDANG

BUDIDAYA UDANG ORGANIK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya udang organik nasa
Budidaya Udang Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) ini dpat dibaca juga melalui NaturalNusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1980-an, dan mencapai puncak produksi pada tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu tersebut udang windu merupakan penghasil devisa terbesar pada produk perikanan. Selepas tahun 1995 produksi udang windu mulai mengalami penurunan. Hal itu disebabkan oleh penurunan mutu lingkungan dan serangan penyakit.

PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan produk-produk yang berprinsip kepada Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

II. TEKNIS BUDIDAYA

Budidaya udang windu meliputi beberapa faktor, yaitu :

2.1. SYARAT TEKNIS

  • Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang mempunyai tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mudah dipadatkan sehingga mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
  • Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26 - 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.
  • Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.
  • Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-lain.
  • Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau mempunyai Generator sendiri.

2.2. TIPE BUDIDAYA UDANG

Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya dibedakan menjadi :
  • Tambak Ekstensif atau tradisional. Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur.

  • Tambak Semi Intensif. Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.

  • Tambak Intensif. Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan pengawasan udang, padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, serta program pakan yang baik.

2.3. BENUR

Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Uji kualitas benur dapat dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus berhenti, benur tetap aktif bergerak.

2.4. PENGOLAHAN LAHAN UDANG

Pengolahan lahan, meliputi :
  • Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.

  • Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.

  • Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.

  • Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.
budidaya udang ton tambak organik natural nasa
Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh areal lahan tambak.


2.5. PEMASUKAN AIR

Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan Saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha.

2.6. PENEBARAN BENUR

Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru.

panduan-cara-budidaya-tambak-udang-lobster-galah-vaname-ton-poc-nasa-hormonik-viterna-nasa-natural-nusantara-distributor-resmiTahap penebaran benur adalah :
  • Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air di kolam dan di dalam plastik.
  • Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.
  • Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
  • Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.

2.7. PEMELIHARAAN UDANG

Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 - 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan bahan-bahan beracun dari luar tambak.

Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON.

Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.

2.8. PANEN UDANG

Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 - 50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.

Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

III. PAKAN UDANG

Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang.

Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.
  1. Umur 1-10 hari pakan 01
  2. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
  3. Umur 16-30 hari pakan 02
  4. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
  5. Umur 36-50 hari pakan 03
  6. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70 hari).
  7. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga panen.
Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian.

panen udang luar biasa

Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.

IV. PENYAKIT PADA UDANG

Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah :
  • Bintik Putih.
    • Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati.
    • Gejalanya : jika udang masih hidup, berenang tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih di cangkang (Carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembang biak dan menyebar lewat inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih.
    • Belum ada obat untuk penyakit ini, cara mengatasinya adalah dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam budidaya. Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stress dan daya tahan tinggi. Sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak tersebut tambak perlu dipupuk dengan TON.
  • Bintik Hitam/Black Spot.
    • Disebabkan oleh virus Monodon Baculo Virus (MBV).
    • Tanda yang nampak yaitu terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang tampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang.
    • Cara mencegah : dengan selalu menjaga kualitas air dan kebersihan dasar tambak.
  • Kotoran Putih/mencret.
    • Disebabkan oleh tingginya konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam tambak.
    • Gejala : mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan penurunan nafsu makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian.
    • Cara mencegah : jaga kualitas air dan dilakukan pengeluaran kotoran dasar tambak/siphon secara rutin.
  • Insang Merah.
    • Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang.
    • Disebabkan tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga harus ditingkatkan kualitasnya.
  • Nekrosis.
    • Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak.
    • Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor.
    • Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-banyaknya ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.

panduan cara budidaya panen tambak udang melimpah poc nasa viterna ton hormonik distributor resmi natural nusantara
Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas kolam budidaya. Oleh karena itu perlakuan TON sangat diperlukan baik pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru.


BUDIDAYA BANDENG

BUDIDAYA BANDENG SECARA ORGANIK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya bandeng organik nasa
Budidaya Bandeng Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) ini dapat Anda baca juga melalui NaturalNusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru.

PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).

II. SIFAT BIOLOGIS

  • Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan.
  • Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.

III. PENYEDIAN BENIH

Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembesaran.

Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :

1. Pemilihan induk yang unggul .
Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
  • bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
  • ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
  • susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
  • gerakan lincah dan normal.
  • umur antara 4 5 tahun.
2. Merangsang pemijahan.
  • Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan Bandeng
  • Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut.
  • Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh.
  • Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan
4. Penetasan Bandeng
  • Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan.
  • Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat Benih Bandeng


budidaya bandeng organik ton tambak organik natural nusantara nasa
  • Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener .
  • Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton.
  • Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran.
  • Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air.
  • Waktu peneneran 8 minggu.
  • Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%.
  • Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan VITERNA Plus dan POC NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena VITERNA Plus dan POC NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.

 IV. PEMBESARAN

Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran.
Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan. Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
  • Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.

  • Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.

  • Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.

  • Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.

3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.

Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.

Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan.

viterna vitamin ternak alami nasa

brosur poc nasa

Dosis pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :

  • Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
  • Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan VITERNA Plus dan POC NASA dapat merata.
  • Campurkan VITERNA Plus dan POC NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
  • Pakan siap untuk diberikan.
  • Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.

V. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT BANDENG


Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
  • Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
  • Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
  • Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
  • Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
  • Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut.

Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan.

VITERNA Plus dan POC NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.